Halo, pembaca sekalian! Jika Anda sedang mencari artikel
tentang bagaimana cara mengobati tekanan darah tinggi atau hipertensi secara
cepat, mudah, murah, dan telah terbukti khasiatnya, mungkin tulisan yang berdasarkan
pengalaman pribadi saya ini bisa menjadi solusi jitu buat Anda.
Melalui tulisan ini saya tidak akan menjelaskan secara
detail tentang apa definisi dan penyebab dari hipertensi. Karena seseorang yang
mencari cara mengatasi hipertensi melalui media internet, umumnya merupakan
penderita atau salah satu orang dekatnya ada yang menderita hipertensi, yang
telah medapat penjelasan tentang TEKANAN
DARAH TINGGI dari seseorang yang lebih ahli dibidang kesehatan (dibaca;
dokter).
Untuk mengetahui cara mengatasi hipertensi dalam waktu
singkat dan murah, bahkan bisa dibilang gratis ini, mari kita gunakan mesin
waktu. Kita kembali kemasa lalu dimana cerita tentang pengobatan ini berawal.
Simak baik-baik kisah saya di bawah ini.
Awal
Akhir 2006, saya seorang yang sedang mencari kerja
kesana-kemari, melamar perusahaan A,B,C,D,dst. yang umumnya merupakan
perusahaan-perusahaan besar. Setiap perusahaan besar tentu memiliki persyaratan
yang cukup ketat dalam penerimaan karyawan baru, terlihat dari begitu banyaknya
test yang dijalani setiap pelamar kerja. Test itu umumnya meliputi test tulis,
test wawancara, test kesehatan, bahkan ada yang harus test fisik seperti lari
sekian putaran lapangan bola, push up,dll.
Di tahun itu saya beberapa kali mengikuti seleksi penerimaan
karyawan di perusahaan yang saya lamar. Tapi yang membuat saya heran, kenapa
saya selalu gagal ditest kesehatan. Yang merupakan test terakhir disetiap
perusahaan yang saya lamar. Bahkan saya pernah mengalami hal seperti ini; Hari ini test medichal
check up diikuti semua peserta yang lulus test sebelumnya. Besoknya, cuma saya sendiri yang dipanggil oleh klinik itu
cuma untuk cek tensi darah lagi. Ibarat seorang pembalap, saya ini adalah
seorang rider yang mendapat kutukan, yang akan selalu tergelincir ditikungan
terakhir. Anda tahu saat jatuh sakitnya dimana? “sakitnya tuh disini” sambil pegang
dada sebelah kiri.
Sadar Body
Kegagalan yang berulang membuat saya yakin akan satu hal.
Pasti ini bukan hanya kebetulan semata, bukan hanya karena factor
keberuntungan. Pasti ada yang salah dengan dengan tubuh ini, ada yang tidak
beres dengan kesehatan saya. Meskipun saat itu saya merasa sehat-sehat saja,
masih kuat rasanya kalau diajak lari 4 kali keliling lapangan bola. Dengan
kegagalan berulang mau tidak mau saya harus merubah kebiasaan saya. Yang
dulunya tidak pernah berolahraga jadi mulai rajin berolahraga, saya jadwalkan 3
kali dalam seminggu harus jogging alias lari-lari kecil. Tidak lama memang, sekali
lari paling 15-25 menit.
Kesempatan Lain
Maret 2007, saya kembali mendapat panggilan kerja.
Perusahaan yang bertaraf internasional. Seperti biasa, seleksi awal pastilah
pesertanya sampai ribuan. Setelah beberapa kali penyaringan pesertanya tinggal
puluhan, syukurlah nama saya masih tercantum sebagai salah seorang peserta yang
lolos. Hingga tiba saatnya test terakhir, yaitu test kesehatan yang merupakan
test yang paling menakutkan bagi saya. Test ini diadakan 1 minggu lagi.
Jatuh Sakit
Sehari setelah mengetahui hasil test, saya malah jatuh
sakit. Sakitnya memang sepele, cuma flu disertai panas. Mengingat waktu test
kesehatan sudah dekat saya langsung ke klinik A. Setelah tanya jawab seputar
keluhan sakit yang diderita, dokter mengecek seperti biasa, salah satunya
mengecek tensi darah.
“Tensinya agak tinggi, 140.” kata dokter.
“Yang normal harusnya berapa dokter?” tanya saya.
“Untuk usia 20an harusnya sekitar 120.” jawab dokter.
Dokter menjelaskan kalau hipertensi umumnya memang diderita
oleh orang-orang berusia lanjut, tapi bukan berarti anak muda mustahil terkena
penyakit ini. Mendengar penjelasan dokter, saya jadi teringat dengan beberapa
kegagalan saya saat melamar kerja, yang selalu gagal saat test kesehatan.
Apakah kegagalan saya karena masalah hipertensi ? Saya pun menjelaskan masalah
saya kepada dokter, tentang selalu gagal saat test kesehatan, dan beberapa hari
lagi akan ada test kesehatan. Sambil menyimak curhatan saya, dokter menulis
coretan-coretan kecil.
Setelah saya selesai membicarakan kondisi saya, dokter
memberikan coretan itu yang harus saya serahkan dikasir. Bagian kasir
menerangkan kepada saya kalau ada beberapa obat yang boleh berhenti dikonsumsi
jika flu dan panasnya sudah berhenti. Dan ada obat yang harus saya habiskan dan
mengingatkan saya untuk kembali lagi dalam 3 hari untuk cek tekanan darah.
Pengobatan
3 hari sudah berlalu dan saya kembali lagi ke klinik untuk
check up. Sebenarnya flu dan panas sudah
berhenti sejak kemarin, jadi saya hanya meminum obat untuk hipertensi saja
sampai hari ke 3. Waktu chek up pun tiba, dan hasilnya sungguh mengecewakan,
karena tekana darah saya masih tetap 140. Dokter kembali memberikan obat yang
sama untuk hipertensi ini, dan pesannya pun masih sama.
“Makan sampai habis”.
Cari Pengobatan Alternatif
Mengingat test kesehatan yang sudah sangat mepet, ditambah
obat dari dokter yang sama sekali tidak ada pengaruhnya, maka saya putuskan
untuk mencari cara lain dalam menghadapi masalah tekanan darah tinggi ini.
Seperti orang kebanyakan saya pun mencari informasi tercepat, termudah, dan
termurah yaitu melalui media internet. Singkat cerita, saya telah mengantongi
sejumlah informasi tentang pengobatan alternatif untuk mengatasi masalah
tekanan darah tinggi. Mulai dari bahan apa saja yang dibutuhkan, sampai cara
penyajian. Ada bahan yang mudah ditemukan di rumah, ada juga yang cukup sulit.
Dan tentu saja saya menggunakan cara dan bahan yang mudah ditemukan di rumah
terutama area dapur.
Mulai Pengobatan Alternatif
Sekarang saatnya pengobatan. Obat alternatif untuk mengatasi
hipertensi yang saya pilih adalah bawang putih. Pertimbangannya adalah karena
bahan ini yang saat itu ada di rumah. Berdasarkan artikel yang saat itu saya
baca, cara pengobatannya cukup mudah. Kita hanya perlu memakan 3 siung bawang
putih mentah setiap hari. Cukup mudah bukan? Jika anda pikir demikian maka anda
salah besar.
Saya ingat betul waktu pertama kali makan bawang putih mentah. Saat
itu habis makan malam, sekitar jam 7 malam. Saya sudah persiapkan 3 siung
bawang putih yang sudah dikupas. Saya masukan 1 bawang itu kemulut dengan gagah
berani, lalu tanpa ampun langsung saya kunyah "krauk-krauk". Baru
dikunyah 3 kali, aroma dan rasa bawang putih benar-benar menusuk di hidung dan sangat menyiksa indera pengecap. Membuat lidah ini menjadi kosal (maaf saya tidak tahu bahasa
indonesianya apa) tapi jika digambarkan mungkin rasanya lebih buruk daripada memakan
pasir.
Aroma khas bawang putih dalam dosis tinggi yang langsung menusuk hidung
bahkan sampai keubun-ubun, pusingnya minta ampun. Saya langsung keluar keringat
panas yang seketika berubah menjadi keringat dingin dalam jumlah yang tidak
wajar. Dan ini bagian terbaiknya, saya harus memasukan bawang putih yang
sekarang masih dimulut. Demi kesembuhan saya harus rela memasukan bawang mentah
itu keperut saya. Alhasil, lambung saya tidak bisa diajak kompromi. Bawang
putih beserta sebagian menu makan malam tadi dipaksa keluar lagi. Saya pun
nyerah, tidak berani memakan 2 siung bawang putih sisanya.
Hari kedua, saya benar-benar kapok makan bawang putih
mentah. Maka saya iris 2 siung bawang putih lalu dimasukan kedalam gelas
kemudian seduh dengan air panas. Setelah hangat, air itu saya minum langsung
sekali teguk sampai habis. Rasanya sungguh jauh dari rasa enak, tapi ini jauh
lebih baik daripada memakan bawang mentah secara langsung. Dihari ketiga, saya
memakai cara yang sama dengan hari kedua, dan rasa air bawang putih itu tetap
saja mengerikan.
Medichal Check Up
Tibalah saatnya medichal check up, alias test kesehatan buat
perusahaan yang saya lamar. sebenarnya testnya lumayan banyak, tapi yang paling
membuat saya khawatir tentu saja tensi darah saya. Saat cek tensi sesaat
sebelum diambil sample darah, saya tanyakan langsung kepada yang mengecek
berapa tensi darah saya. "120" jawabnya singkat. Dalam hati saya
senang luar biasa karena ini berarti peluang saya untuk mendapat pekerjaan
segera tercapai. Dan yang lebih penting, berarti ritual bawang putih yang saya
lakukan selama 3 hari memang benar-benar bermanfaat, tidak sia-sia mengkonsumsi
bahan mengerikan itu.
Hasil Akhir
Seminggu setelah medichal check up, hasil penerimaan
karyawan pun muncul. Syukurlah nama saya tertera dalam daftar.
Berdasarkan pengalaman saya diatas, mungkin pembaca bisa
tarik kesimpulan. Ternyata untuk sehat itu tidaklah selalu harus mahal.
Terkadang pengobatan tradisional bisa lebih mujarab daripada pengobatan modern.
Semoga curhatan saya ini bisa bermanfaat buat pembaca
sekalian.
Related Posts: